Sebagai negara penghasil kopi terbesar ke-4 di dunia, Indonesia tidak hanya dikenal karena jumlah produksinya, tetapi juga karena ragam cita rasa yang memikat pecinta kopi di seluruh dunia. Di antara deretan kopi nusantara, Kopi Khas Nusa Tenggara Barat (NTB) hadir sebagai pilihan sempurna bagi mereka yang mendambakan keaslian rasa dan aroma yang kaya. Dari lereng Sembalun hingga tanah subur Sumbawa, setiap tegukan kopi NTB membawa cerita alam dan tradisi.
Kini, kopi NTB tak lagi hanya menjadi minuman pagi para penikmat klasik. Kehadiran varian kopi kekinian menjadikannya favorit generasi muda, terutama Gen Z, yang menginginkan sensasi baru dalam menyeruput kopi. Seperti kata pepatah masa kini yang populer di kalangan mereka, "Akan kuhadapi hari ini, tapi ngopi dulu."
Berikut rekomendasi kopi khas NTB yang wajib kalian cobain!
- Kopi Arabika Sembalun
Kopi Arabika Sembalun Lombok dibudidayakan masyarakat Sembalun, Nusa Tenggara Barat pada ketinggian kurang lebih 1.300 mdpl di lereng kaki Gunung Rinjani. Kopi Arabika Sembalun memiliki rasa yang lebih kompleks, fruity, dan citrusy dari pada kopi sejenis dari daerah lain. Kopi Arabika Sembalun merupakan varietas Sigaruntangyang, yang ditanam ejak 1962. Dulunya, sempat ditanam oleh warga melalui program pertanian dan perkebunan sejenis Kredit Usaha Tani (KUT). Namun, pada tahun 1967 para petani tidak sanggup membayarnya, hingga akhirnya mereka memberikan lahan kopinya kepada negara.
Sejak 2024 lalu, Kopi Arabika Sembalun telah terdaftar sebagai Indikasi Geografis di DJKI dan mengikuti pameran Indikasi Geografis (IG) yang diselenggarakan pada Sidang Majelis Umum ke 65 Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO) di Jenewa, Swiss pada 11 Juli 2024 lalu.
- Kopi Robusta Tambora
Pohon kopi robusta awalnya tumbuh subur di lereng bagian utara Gunung Tambora kemudian menyebar hingga keseluruh wilayah di dua kabupaten yaitu Dompu dan Bima. Kopi robusta biasanya hidup di ketinggian sekitar di bawah 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Rata-rata perkebunan kopi robusta di lereng Tambora berada di ketinggian 700 mdpl. Berdasarkan data indikasi geografis kopi robusta Tambora tahun 2015, ada sekitar 724,41 hektare kebun kopi robusta di wilayah Kabupaten Bima dan 533,91 hektare di wilayah Kabupaten Dompu. Kopi robusta Tambora tidak hanya menawarkan rasa yang menggoda, tetapi juga aroma yang khas seperti coklat, mentega, dan sedikit kacang dengan aroma kedelai. Tambora memiliki aroma yang khas dan rasanya jauh lebih asam dari kopi pada umumnya. Itu karena Kopi Tambora ditanam di daerah vulkanik, sehingga tingkat keasamannya jauh lebih tinggi.
Kopi Robusta Tambora telah terdaftar sebagai Indikasi Geografis di DJKI dan mengikuti pameran Indikasi Geografis (IG) yang diselenggarakan pada Sidang Majelis Umum ke 65 Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO) di Jenewa, Swiss pada 11 Juli 2024 lalu.
- Kopi Robusta Batulanteh
Kopi Robusta di Kecamatan Batulanteh ditanam pada ketinggian 700–1000 mdpl. Kopi robusta mulai dibudidayakan masyarakat sejak 1955 hingga saat ini. Karakteristik Kopi Robusta Batulanteh memiliki cita rasa dominan rasa chocolaty, milk chocolaty, caramelly dan spicy. Dengan luas kebun mencapai ±3.000 hektare dan produksi tahunan sebesar 100.600 ton, kopi robusta Batulanteh memiliki potensi ekonomi yang besar jika dikelola dan dilindungi secara optimal.
Untuk memaksimalkan mendorong perlindungan kekayaan intelektual berbasis sumber daya lokal sekaligus meningkatkan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat daerah penghasil kopi di Batulanteh, saat ini Kopi Robusta Batulanteh sedang menjalani proses pemeriksaan substantif yang mana merupakan salah satu tahapan penting dalam proses penetapan Indikasi Geografis yang sedang diajukan ke DJKI.
Baca: Kemenkum NTB Lakukan Pemeriksaan Substantif Indikasi Geografis Kopi Robusta Batulanteh Sumbawa
- Kopi Rarak Ronges
Kopi Rarak Ronges berasal dari Sumbawa Barat tapatnya di Desa RarakRonges yang menjadi satu-satunya penghasil kopi di Kabupaten Sumbawa Barat. Kopi Rarak Ronges ditanam pada ketinggian sekitar 700 mdpl dengan luas kebun sekitar 400 hektar. Kopi Rarak Ronges memiliki cita rasa robusta dan luwak yang sangat terasa pada tegukan pertama. Kopi ini disebut berkhasiat untuk kesehatan seperti menghambat penuaan dini, mengurangi risiko kanker, mengurangi risiko penyakit jantung, dan mengurangi kolesterol jahat dalam tubuh.
- Kopi Rempek
Berasal dari Desa Rempek, Kecamatan Gangga di Kabupaten Lombok Utara, Kopi yang memiliki Rasa khas Dayan Gunung (sebutan lain Lombok Utara) ini banyak digemari penikmat kopi. Kopi Robusta Rempek ini biasanya dinikmati dengan cara penyeduhan tubruk.
Kebun kopi di Desa Rempek sendiri berada di ketinggian 450 - 850 mdpl (meter dari permukaan laut). Total potensi kebun kopi di wilayah Gangga sendiri mencapai 2.000 hektar meliputi 1.200 Hektar kebun kopi di dalam kawasan hutan, yang merupakan kawasan hutan kemasyarakatan dan 800 Hektar diluar kawasan hutan, yakni kebun kopi milik masyarakat, yang masih dikelola secara tradisional.
- Kopi Robusta Kumbi
Kopi Kumbi dikenal memiliki rasa yang pahit kuat dan sedikit kecut, serta aroma yang khas. Rasa ini dihasilkan dari proses pengolahan tradisional yang alami. Kopi banyak ditanam di Dusun Kumbi di Desa Pakuan, Kabupaten Lombok Barat yang berada di 450 sampai 1000 mdpl. Kopi Kumbi mulai populer pada tahun 2019 lalu dari Para Pekerja Migran Indonesia (PMI) purna laki-laki yang berjumlah 20 orang. Mereka mengelola 20 hektar kebun kopi, kemudian melahirkan "Kopi Kumbi".